Kamis, 17 November 2016
Bila suatu waktu Anda mengunjungi Bandung Selatan, cobalah sekali-kali berkunjung ke Kampung Budaya Giriharja yang ada di Kampung Giriharja, Kelurahan Jelekong, Baleendah, Kabupaten Bandung. Lingkung Sunda Wayang Golek ini dari dulu dikenal masyarakat penggemarnya, baik tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional.
Popularitas Seni Pedalangan Giriharja, sampai terkenal ke tingkat dunia, bahwasanya berkat upaya Abah Sunarya sebagai perintis dan pewaris seni pedalangan. Abeng Sunarya atau biasa dikenal juga dengan sebutan Abah Sunarya, lahir di Manggahang, Kab. Bandung pada 2 Januari 1920. Ayahnya, Juhari bin Artasim, ialah juga seorang dalang wayang golek.
Abeng Sunarya mencar ilmu dalang dari ayahnya (1938), kemudian setelah ayahnya meninggal, mencar ilmu kepada dalang Atmaja di Cigebar. Tahun 1940, Sunarya pindah ke Tegallega biar berdekatan dengan dalang R.U Partasuanda untuk mencar ilmu lebih lanjut. Tahun 1944, ia mulai tampil sebagai dalang dan namanya kian dikenal. Tahun 1950-an, Abeng Sunarya sudah menjadi salah seorang dalang wayang golek terkenal. Pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an, ia berkali-kali diundang untuk mendalang di luar negeri, antara lain di Perancis dan Swedia (1985).
Padepokan Pusaka Giri Harja
Disamping sebagai dalang, Sunarya juga membuat wayang golek. Pada tahun 1957, ia mendirikan Padepokan Pusaka Giri Harja sebagai kawasan kursus pedalangan wayang golek purwa. Padepokan itu terletak di kampung Jelekong, Ciparay, Bandung. Banyak muridnya yang kemudian menjadi dalang yang berhasil, diantaranya ialah anak-anaknya sendiri.
Dari 13 orang anak, 5 diantaranya menjadi dalang wayang golek purwa terkemuka, yaitu Ade Kosasih Sunarya (Giriharja 2), Asep Sunandar Sunarya (Giriharja 3), Ugan Sunagar Sunarya (Giriharja 4), Iden Subasrana Sunarya (Giriharja 5) dan Agus Supangkat Sunarya (Giriharja 6). Abeng Sunarya pernah menjadi anggota pengurus Yayasan Pedalangan dan PEPADI Kabupaten Bandung
Aktivitas, kreativitas, dan produktivitas para dalang keturunan Abah Sunarya (trah A. Sunarya) yang senantiasa berkembang selaras dengan kemajuan zaman, diasumsikan sangat berperan dalam memperkuat nilai huruf bangsa, khususnya masyarakat Sunda melalui pertunjukan wayang golek purwanya.
16 Lingkung Seni di Giriharja
Lingkung Seni Pedalangan Giriharja, sejak bangun sampai sekarang, telah terbentuk 16 Lingkung Seni, yang dipimpin para dalang masing-masing, yaitu:
1. Lingkung Seni Pusaka Giriharja Abah Sunarya
2. Lingkung Seni Giriharja 1 Lili Adi Sunarya
3. Lingkung Seni Giriharja 2 K.H. Ade Kosasih Sunarya
4. Lingkung Seni Giriharja 3 H. Asep Sunandar Sunarya
5. Lingkung Seni Giriharja 4 Ugan Sunagar Sunarya
6. Lingkung Seni Giriharja 5 Iden Subasrana Sunarya
7. Lingkung Seni Giriharja 6 Agus Supangkat Sunarya
8. Lingkung Seni Giriharja 7 Rahmatika Sunandar Sunarya
9. Lingkung Seni Putra Giriharja 2 Deden Kosasih Sunarya
10. Lingkung Seni Putra Giriharja 3 Dadan Sunandar Sunarya, S.S.
11.Lingkung Seni Putra 3 Giriharja Yogaswara Sunandar Sunarya
12. Lingkung Seni Putu 1 GiriharjaDede Candra Sunarya
13. Lingkung Seni Putra Giriharja 5 Kiki Iden Sunarya
14. Lingkung Seni Putu Giriharja 2 Adi Kontea Kosasih Sunarya
15. Lingkung Seni Putu Giriharja 2 Iwan Kosasih Sunarya
16. Lingkung Seni Putu Giriharja Wishnu R. Sunarya
Tag :
Seni Budaya,
Wisata Bandung