Selasa, 15 November 2016
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus melaksanakan penyempurnaan taktik promosi. Termasuk dalam pemanfaatannya menggunakan media digital. Berangkat dari hal tersebut, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu melalui Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar menggelar acara "Workshop Standardisasi Penyediaan Informasi Pariwisata".
Mengusung tema "Keterbukan Informasi Publik Bidang Pariwisata di Era Digital", workshop akan berlangsung selama empat hari mulai 30 Oktober sampai 2 November 2017 di Hotel Royal Tulip Gunung Geulis, Pasir Angin, Gadog, Jawa Barat.
Kegiatan ini akan diikuti lebih dari 60 penerima yang terdiri dari kepala dan staf Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar, para kepala dinas pariwisata, eksekutif perguruan tinggi pariwisata, perwakilan Genpi, media, blogger, dan lainnya.
Pembicara dari ragam ahli
Beragam pembicara hebat di bidangnya akan dihadirkan sehingga dapat menjadi masukan dan informasi dalam memaksimalkan dan meningkatkan kualitas layanan informasi publik.
Diantaranya ialah Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi Don Kardono yana akan membahas materi ihwal “Penyebaran Informasi Bidang Pariwisata Menggunakan Media Digital.
Kemudian juga hadir Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi yang akan membahas “Arah Kebijakan Pembangunan Pariwisata Pemerintahan Jokowi-JK”, Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kemenkominfo Rosarita Niken Widiastuti akan menjadi pemateri ketiga yang akan membahas “Keberhasilan Pemanfaatan Sosial Media Sebagai Media Informasi Publik”.
Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda akan membahas “Keberhasilan Pemanfaatan Sosial Media Sebagai Media Informasi Publik Khususnya di Bidang Pariwisata oleh Pemerintah Daerah”.
Tidak ketinggalan entrepreneur yang juga pendiri Helmy Yahya Broadcasting Academy, Helmy Yahya yang akan membahas “Perubahan Komunikasi Publik dari Konvensional ke Digital”, CEO Good News From Indonesia Wahyu Aji yang membahas “Etika dan Norma Standard Dunia Media Sosial dan Bagaimana Menghadapi Sentimen Negatif Publik/Serangan Hoax”.
Serta Praktisi Komunikasi dan Branding Rizanto Binol yang akan membahas “Tren Digital Tourism-Strategi Memenangkan Pasar Pariwisata Dunia”.
Peralihan media konvensional ke digital
Sekretaris Kementerian Kemenpar Ukus Kuswara mengatakan, peralihan penggunaan media konvensional ke digital oleh publik untuk mencari informasi yang dibutuhkan semakin hari kian besar. Selain itu pembagian informasi di platform digital mencapai 70 persen dan penyajian informasi melalui media digital empat kali lebih efektif dibanding media konvensional.
"Sehingga di kala teknologi dikala ini dibutuhkan seluruh perangkat Humas bisa untuk berperan aktif menjaga informasi yang disediakan pada publik secara benar, sempurna guna dan tersaji dengan komprehensif. Salah satu alatnya ialah melalui media digital," ujar Ukus Kuswara.
Melalui acara workshop ini dibutuhkan para penerima yang merupakan ujung tombak dalam penyebaran informasi dan promosi pariwisata, dapat meningkatkan pemahaman, pengelolaan, pelayanan informasi kehumasan baik untuk kebutuhan pubkik eksternal dan internal.
Kualitas dan kuantitas informasi publik
Kemudian juga terciptanya kualitas dan kuantitas informasi publik ihwal kepariwisataan berbasis digital.
"Juga terpenuhinya transparansi informasi, agenda kerja dan kegiatan-kegiatan kementerian maupun dinas, untuk memperoleh perlindungan masyarakat," ujar Ukus Kuswara.
Melalui workshop ini pula dibutuhkan dapat menumbuhkembangkan image positif Kementerian Pariwisata maupun Dinas Pariwisata di daerah, sehingga informasi yang dihasilkan tersaji secara komprehensif, aktual, faktual dan mudah diakses.
"Tentunya mengoptimalkan penggunaan media digital dalam pelayanan informasi di bidang pariwisata," terang Ukus. Dalam acara akan dilakukan perencanaan, penyusunan, dan pembuatan informasi kehumasan yang nantinya akan disebarluaskan melalui media komunikasi digital. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan media atau komunitas lokal yang juga memiliki motivasi untuk kemajuan pariwisata lokal. "Menyiapkan draft SOP pelayanan informasi publik yang bisa diterapkan pada pelayanan yang berbasis digital dan juga menyiapkan sopan santun pelayanan prima atau excellent service," ujar Ukus.
Pelayanan informasi berbasis digital
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik acara workshop yang turut melibatkan para kepala dinas, media dan juga blogger serta pihak terkait lainnya. Menpar menjelaskan, organisasi publik dikala ini menghadapi sejumlah tantangan besar. Yaitu pertama, meningkatnya kebutuhan pelayanan informasi yang berbasis digital di organisasi. Baik pelayanan kepada publik internal maupun eksternal.
Kemudian selanjutnya meningkatnya target capaian organisasi yang juga bekerjasama dengan kinerja organisasi terutama dari lingkungan eksternal yang menuntut tingkat partisipasi dan transparansi lebih besar dalam pengelolaan informasi publik.
Kemudian ketiga ialah semakin banyaknya pemberitaan negatif sehingga dibutuhkan management tertentu untuk menghadapinya. "Diharapkan dengan penyiapan draft SOP pelayanan informasi publik ini, setiap organisasi memiliki mekanisme atau SOP yang sempurna guna," ujar Menpar.
Inkonsistensi penyediaan informasi publik yang tidak seragam tentunya akan berdampak negatif terhadap citra positif pariwisata Indonesia. "Transformasi penggunaan media komunikasi berbasis digital di kala dikala ini perlu menerima perlindungan dari pemerintah sentra untuk memastikan perubahan yang sesuai arah yang baik dan benar," kata Menpar Arief Yahya.