Jumat, 11 November 2016
Keren! Itulah komentar yang pantas disematkan pada event Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2017. Kegiatan yang digelar di Taman Blambangan, Sabtu, 11 November 2017 tersebut melibatkan akseptor sekitar 500 orang, terdiri dari pelajar/ mahasiswa dan masyarakat umum, dengan konfigurasi devile bertema destinasi wisata Ijen. Rute karnaval sendiri yakni dari Jl. Veteran – Jl. Sasuit Tubun – Jl. PB. Sudirman – Jl. Ahmad Yani, dan finish di halaman Kantor Bupati Banyuwangi.
Majestic Ijen
Dalam karnaval tersebut, tampil pula sajian lainnya: Tari Gandrung Kolosal dengan jumlah penari 200 orang; Tampilan Marching Band Korsik Pemkab Banyuwangi; Devile kehormatan tampilan 10 orang Putri Pariwisata Indonesia; Tampilan sub-tema, yaitu : Belerang, Landscape, Blue Fire dan tampilan BEC Cilik dengan tema Flora Fauna daerah Ijen serta akseptor terbaik BEC-6 Tahun 2016; drum band SMA N 1 Muncar Banyuwangi; Ethno Wear dan devile 50 expatriat dan wisatawan asing; dan ditutup dengan barisan tema BEC 2018. (Puter Kayun).
Selain suguhan 160 karya busana nan megah, ekspo yang merupakan satu dari sekian banyak event di Banyuwangi ini dihadiri tiga menteri. Tiga menteri tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri BUMN Rini Soemarno dan juga Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Kehadiran tiga menteri ini tentunya menyampaikan betapa pentingnya Banyuwangi Ethno Carnival sebagai salah satu ekspo di tanah air. Ketiga menteri melihat eksklusif parade busana yang dibawakan 160 talent putra putri daerah. Atraksi dari kanak-kanak hingga remaja, semua bakal disaksikan dari panggung kehormatan. Melalui ajang ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berupaya untuk membingkai kekayaan khasanah budaya, sebagai penghubung antara modernitas dengan seni budaya tradisional.
Transformasi budaya tradisional
BEC yang tahun ini memasuki tahun ke-7 diperlukan melahirkan sebuah bentuk dari transformasi budaya tradisional ke dalam bentuk-bentuk gres yang lebih menarik untuk dinikmati. Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, M Yanuarto Bramuda menjelaskan, dalam BEC tahun ini Pemkab Banyuwangi mengangkat tema Majestic Ijen yang mengambil sejumlah angle.
Ada pula Blue Fire yakni pancaran keindahan api biru yang menari-nari di bibir kawah Ijen yang terlihat pada malam hari. Munculnya api biru ini merupakan fenomena alam akhir pertemuan antara welirang dan panasnya vulkanik yang dipadu dengan bias sinar dari warna hijau tosca danau kawah Gunung Ijen.
Selain Belerang dan Blue Fire, landscape yang ada di Gunung Ijen juga punya pesona. Lembah, hutan dan panorama pepohonan di lereng pegunungan yang diselimuti awan serta munculnya sinar matahari pagi akan memunculkan cahaya keindahan surga di Gunung Ijen.
Adapun yang terakhir yakni flora dan fauna. Defile BEC yang diikuti bawah umur SD usia 8 hingga 12 tahun yang akan menggambarkan eksistensi lingkungan daerah Gunung Ijen dan sekitarnya. Yang memiliki flora dan fauna endemic Elang Jawa dan bunga Edelweis.
Pemkab Banyuwangi sendiri ingin mengakibatkan BEC sebagai wahana atraksi yang bisa mendominasi dan menyedot perhatian publik dan media untuk membangun brand image bahwa Bnyuwangi sangat layak menjadi destinasi wisata. Bukan hanya di tingkat nasional tetapi menjadi tujuan wisata dunia serta sebagai tujuan utama investasi.