Kamis, 14 Desember 2017
Rakornas Pariwisata I-2017 diikuti sekitar 500 penerima terdiri dari; menko dan menteri; panelis diskusi/workshop (dirjen, CEO, dan Kepala lembaga); kepala kawasan (Pemprov/kota/kabupaten) 10 destinasi prioritas dan 14 destinasi unggulan; SKPD Kepala Daerah terkait;.Kadispar Prop/ Kota/ Kabupaten; pejabat Internal Kemenpar (Ess.1 sd 4 , stafsus, advisor, Tim Percepatan, dan Tenaga Ahli Kemenpar); asosiasi industri pariwisata; akademisi, komunitas, VITO (Visit Indonesia Tourism Office), dan media.
Pentingnya air connectivity
Adapun tema yang diangkat "Indonesia Incorporated: for Better Tourism Connectivity." Air connectivity menjadi berita penting yang diungkapkan Menpar Arief Yahya. Hal ini untuk mengejar target tahun 2017, dengan 15 juta wisman itu ada di air connectivity. Menpar Arief mengungkapkan bahwa seats capacity masih minus 4 juta tahun ini. Untuk itu, perlu segera dibenahi demi mengejar target.
Dalam aplikasinya connectivity iperlu sinergi antarkementerian dan lembaga, semoga jadwal 20 juta 2019 yang sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo mampu tercapai dengan mulus. Connectivity ini juga menyangkut sarana perhubungan darat dan laut.
Konektivitas udara menjadi salah satu kelemahan pariwisata Indonesia. Untuk memenangkan persaingan global kelemahan ini harus segera diperbaiki dan ditingkakan kualitasnya sebab sekitar 90% kedatangan wisman ke Indonesia via udara.
“Tersedianya seat yang memadai untuk mendukung target 15 juta wisman tahun ini dan akan meningkat menjadi 20 juta pada 2019 merupakan problem yang harus segera dipecahkan dengan melibatkan semua elemen (pentahelix) pariwisata,” kata Arief Yahya.
Kegiatan lain yang digelar ialah diskusi untuk meningkatkan konektivitas udara. Dalam diskusi akan dibahas sejumlah topik menarik antara lain; upaya meningkatkan kapasitas bandara; upaya menambah airlines seat capacity dan jadwal stimulus; serta kecukupan air service agreement dan kecepatan ijin pembukaan rute gres dengan menghadirikan para panelis antara lain; Dirjen Hubud KemenHUB, CEO AP1, CEO AP2, CEO Airnav Indonesia, CEO Garuda Indonesia, CEO Lion Air Group, CEO Air Asia Indonesia, dan CEO Sriwijaya Air.