Jumat, 01 Desember 2017
Launching Road to Ciletuh-Palabuhanratu Geopark Festival 2016 digelar di Plaza Trans Studio Mall (TSM) Jln. Jenderal Gatot Subroto, Bandung, pada Jumat (19/08/2016). Kegiatan ini rencananya akan digelar selama tiga hari yaitu 19 - 21 Agustus 2016. Rangkaian program diisi dengan penampilan band akustik dan penampilan seni Cepet. Cepet ialah mahluk yang menakutkan, sejenis jurig, ririwa dalam budaya Sunda. Keseniuan cepet ini berasal dari daerah Jawa Tengah.
Kesenian ini terdampar di wilayah Ujunggenteng dikala pemerintahan kolonial sekitar tahun 1932. Dimana waktu itu kolonial mengangkut tenaga kerja perkebunan untuk dikirim ke Kalimantan, tetapi diturunkan di wilayah ini. Sejak itulah, para migran tersebut tinggal di tempat tersebut sampai berkembang membentuk perkampungan etnis Jawa. Kesenian cepet merupakan satu kesenian yang dihidupkan oleh etnis Jawa tersebut.
Dalam sambutannya Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Ida Hernida memberikan bahwa Ciletuh telah ditetapkan pada 12 Desember 2015 sebagai salah satu geopark yang tercatat di UNESCO. Ciletuh Geopark Festival 2016 sendiri akan digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 27-28 Agustus 2016 di Pantai Batu Namprak Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi.
"Upaya yang dilakukan untuk melayani para wisatawan nanti telah dilakukan pemberdayaan masyarakat, masyarakat sadar wisata, rekonstruksi, eksperimen seni budaya, pembuatan logo Geopark Ciletuh dan ekspo seni budaya," tutur Ida
Menarik Wisatawan Dunia
Ida menambahkan, adapun tujuan dilakukannya ekspo ini diantaranya ialah untuk sosialisasi Geopark Ciletuh; menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata; menampilkan seni budaya; launching buku Geopark Ciletuh; launching website dan logo Geopark Ciletuh.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sukabumi Marwan Hawami memberikan bahwa Sukabumi masih belum mampu melaksanakan percepatan perkembangan, salah satunya kekayaan alam yang ada di daerah tersebut.
"Mudah-mudahan geopark Ciletuh menjadi potensi wisata Jawa Barat," harap Marwan
Menjaga Kearifan Lokal
Event Road to Ciletuh-Palabuhanratu Geopark Festival 2016 dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dengan ditandai pemukulan kentongan, dilanjutkan dengan pembukaan tirai logo Geopark Cetuh. Dalam sambutannya, Aher memberikan pengalamannya berkunjung ke Pantai Parangpang, dan menjelaskan bahwa di pantai tersebut terdapat fatwa sungai besar yang masuk ke Pantai Parangpang dan airnya selalu keruh alasannya ada kerusakan lingkungan di bab sentra yang diakibatkan oleh acara pertambangan milik warga.
"Saya menekankan kepada Bupati Sukabumi supaya melaksanakan pengalihan mata pencaharian masyarakat yang bersifat merusak lingkungan untuk mengurangi kerusakan alam, sehingga alam tetap terpelihara dan menghasilkan keindahan. Agar leuweung tetep hejo, tapi kita masih tetep ngejo," tutur pria nomor satu di Jawa Barat ini.
Aher menambahkan, semua pihak harus memelihara keanekaragaman sebagai kearifan lokal yang penuh makna dan pesan tersirat untuk generasi ke depan. Ia mengusulkan untuk program pesta pantai tahun depan biar dirayakan lebih meriah, yang biasanya memotong satu ekor kerbau, nanti harus sepuluh kali lipat, sepuluh atau dua puluh ekor kerbau. Untuk jumlah pengunjung pun yang biasa hanya seribu, nanti mampu dihadirkan sepuluh ribu pengunjung dan ia pun akan hadir disana. (DW)
Kesenian ini terdampar di wilayah Ujunggenteng dikala pemerintahan kolonial sekitar tahun 1932. Dimana waktu itu kolonial mengangkut tenaga kerja perkebunan untuk dikirim ke Kalimantan, tetapi diturunkan di wilayah ini. Sejak itulah, para migran tersebut tinggal di tempat tersebut sampai berkembang membentuk perkampungan etnis Jawa. Kesenian cepet merupakan satu kesenian yang dihidupkan oleh etnis Jawa tersebut.
Dalam sambutannya Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Ida Hernida memberikan bahwa Ciletuh telah ditetapkan pada 12 Desember 2015 sebagai salah satu geopark yang tercatat di UNESCO. Ciletuh Geopark Festival 2016 sendiri akan digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 27-28 Agustus 2016 di Pantai Batu Namprak Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi.
"Upaya yang dilakukan untuk melayani para wisatawan nanti telah dilakukan pemberdayaan masyarakat, masyarakat sadar wisata, rekonstruksi, eksperimen seni budaya, pembuatan logo Geopark Ciletuh dan ekspo seni budaya," tutur Ida
Menarik Wisatawan Dunia
Ida menambahkan, adapun tujuan dilakukannya ekspo ini diantaranya ialah untuk sosialisasi Geopark Ciletuh; menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata; menampilkan seni budaya; launching buku Geopark Ciletuh; launching website dan logo Geopark Ciletuh.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sukabumi Marwan Hawami memberikan bahwa Sukabumi masih belum mampu melaksanakan percepatan perkembangan, salah satunya kekayaan alam yang ada di daerah tersebut.
"Mudah-mudahan geopark Ciletuh menjadi potensi wisata Jawa Barat," harap Marwan
Menjaga Kearifan Lokal
Event Road to Ciletuh-Palabuhanratu Geopark Festival 2016 dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dengan ditandai pemukulan kentongan, dilanjutkan dengan pembukaan tirai logo Geopark Cetuh. Dalam sambutannya, Aher memberikan pengalamannya berkunjung ke Pantai Parangpang, dan menjelaskan bahwa di pantai tersebut terdapat fatwa sungai besar yang masuk ke Pantai Parangpang dan airnya selalu keruh alasannya ada kerusakan lingkungan di bab sentra yang diakibatkan oleh acara pertambangan milik warga.
"Saya menekankan kepada Bupati Sukabumi supaya melaksanakan pengalihan mata pencaharian masyarakat yang bersifat merusak lingkungan untuk mengurangi kerusakan alam, sehingga alam tetap terpelihara dan menghasilkan keindahan. Agar leuweung tetep hejo, tapi kita masih tetep ngejo," tutur pria nomor satu di Jawa Barat ini.
Aher menambahkan, semua pihak harus memelihara keanekaragaman sebagai kearifan lokal yang penuh makna dan pesan tersirat untuk generasi ke depan. Ia mengusulkan untuk program pesta pantai tahun depan biar dirayakan lebih meriah, yang biasanya memotong satu ekor kerbau, nanti harus sepuluh kali lipat, sepuluh atau dua puluh ekor kerbau. Untuk jumlah pengunjung pun yang biasa hanya seribu, nanti mampu dihadirkan sepuluh ribu pengunjung dan ia pun akan hadir disana. (DW)