Info wisata kekinian

Bogota Grafitti Tour

Wajah Cantik Dinding Bogota

Saya masih terkapar kelelahan akhir perjalanan selama 9 jam untuk hingga ibu kota Kolombia, Bogota. Saat itu pukul 8 pagi dan host couchsurfing mempersilakan aku untuk beristirahat sebelum ia berangkat kerja. 

Kedatangan aku ke Bogota demi bertemu sobat lama yang hampir tiga tahun tak bersua. Kebetulan ia gres akan hingga sehari setelah kedatangan saya. Oleh alasannya yaitu itu, hari pertama ini aku bebas berjalan-jalan sendirian. Tipikal orang yang tak punya rencana perjalanan aku pun gundah bagaimana caranya menghabiskan waktu di kota terbesar kedua di Amerika Selatan tersebut.

Seorang sobat membisikan wangsit untuk mengikuti free walking tour di tempat Candileria. Berbekal informasi google, salaha satu tema walking tour yang ada yaitu melihat-lihat grafitti dan mural. Waktu mengambarkan pukul 11, aku pun eksklusif menghubungi Bogota Grafitti Tour yang memiliki aktivitas tour pukul 2 siang.


Saya buta soal mural dan grafitti. Lebih tepatnya aku hirau akan karya seni yang satu ini. Namun, persepsi tersebut berubah saat tour gres berjalan 30 menit. Saya jatuh cinta dan menikmati apa yang dirasakan oleh indera penglihatan ini.

Dipandu oleh Jay, kami berkeliling area Candileria yang penuh oleh kreasi tangan-tangan artis Kolombia maupun dari negara lain. Jay bilang setidaknya artis dari Australia, Amerika Serikat, Ekuador, dan beberapa negara lain yang aku lupa namanya gemar datang ke Bogota untuk berkreasi.

Cantik. Satu kata yang merepresentasikan karya seni tersebut. Tabrak warna antara cat dan tembok bangunan sangat memanjakan mata.



Umumnya karya seni yang ada sepanjang Candeleria mengangkat tema terkait masyarakat pribumi benua Amerika, khususnya Kolombia. Jay bilang tema di wilayah tersebut jauh dari politik. Maklum, memang wilayah ini sangat tourist friendly jadi sebisa mungkin tidak mengangkat berita sensitif.

Kemudian kami melangkah ke Calle 26. Di sinilah tema "berat" berada. Artis yang ingin mengeluarkan uneg-unegnya perihal kondisi sosial dan politik bebas berekspresi. Umumnya mereka menyindir soal cara pemilu yang tidak memihak rakyat pedesaan, atau soal bisnis pariwisata yang merupakan bentuk lain dari perbudakan. Ada juga yang menganggap kopi yang menjadi komoditas andalan Kolombia tidak menunjukkan manfaat banyak bagi para petani. 



Tour berakhir pukul 4.30 sore. walaupun pakai pelengkap "free walking tour", namun semenjak awal Jay sudah menekankan jika penerima yang lalu biasanya menunjukkan donasi sebesar 20-30 peso Kolombia atau sekitar 100-150 ribu rupiah. Saya tidak pernah merasa sepuas itu menghabiskan uang untuk sebuah tour. 

Jadi jika berniat mengenal Bogota lebih jauh aku sih merekomendasikan untuk ikut grafitti dan mural tour ini.

Tulisan ini merupakan guest post dari Efi Yanuar, thank you udah meramaikan geretkoper :3













Baca keseruan perjalanan Efi di Kolombia di Blognya raunround.wordpress.com jangan lupa follow IGnya juga yaa @efi.yanuar 


Back To Top