Selasa, 22 November 2016
Garuda Indonesia akan menambah frekuensi penerbangan rute Denpasar - Melbourne. Dari tujuh kali menjadi delapan kali per minggu. Penambahan rute penerbangan ini demi mendukung pengembangan dan peningkatan industri pariwisata nasional.
"Penambahan frekwensi ini mulai kami berlakukan 15 Desember 2017. Ini sebagai bentuk pemberian Garuda Indonesia terhadap pengembangan dan peningkatan industri pariwistaa Indonesia," ujar Direktur Marketing dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia, Nina Sulistyowati, Jumat (13/10).
Lebih lanjut Nina mengatakan, penambahan frekuensi penerbangan ini juga untuk memenuhi seruan pasar yang terus meningkat antara Australia dan Indonesia. Utamanya Melbourne-Denpasar.
Dukung target kunjungan 20 juta turis asing
"Penambahan frekuensi penerbangan tersebut tentunya akan bisa menampung peningkatan jumlah wisatawan Australia. Ini juga bab pemberian dari Garuda Indonesia dalam mendukung target pemerintah mendatangkan 20 juta wisman di tahun 2019 mendatang," ujar Nina.
Frekuensi penerbangan suplemen Jakarta – Melbourne pulang-pergi tersebut dioperasikan setiap hari Jumat. Keberangkatan dari Denpasar di set pada pukul 09.00 WITA, dan akan tiba di Melbourne pada pukul 16.35 LT. Kemudian akan berangkat kembali dari Melbourne pada pukul 18.00 LT, dan akan tiba di Jakarta pada pukul 22.10 WITA.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi langkah strategis yang dilakukan Garuda Indonesia dalam meningkatkan pasar di Australia. Menurutnya Australia yaitu salah satu pasar utama bagi Indonesia. Dan Bali selalu menjadi favorit destinasi bagi warga Australia.
"Bali masih menjadi magnet terbesar bagi wisatawan Australia," ujar Menpar Arief Yahya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, 60 persen wisman Australia yaitu merupakan repeater. Itu berarti mereka sudah berwisata ke Indonesia lebih dari satu kali. Karena itu penting untuk bisa memperkenalkan kawasan lain yang tak kalah indahnya.
"Dan Garuda Indonesia sudah membuka jalan itu dengan menambah frekuensi penerbangan," kata Menpar Arief Yahya.
Air connectivity
Menteri asal Banyuwangi ini sebelumnya mengatakan, salah satu kunci penting dalam meningkatkan tingkat kunjungan wisman yaitu peningkatan air connectivity.
Karena itu, air connectivity menjadi tema Rakornas I tahun 2017 yang berlangsung pada bulan April silam. Air connectivity (konektivitas udara) menjadi satu dari tiga jadwal utama Kemenpar di Rakornas itu selain digital tourism dan homestay desa wisata.
“Sekitar 80 persen kedatangan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara sehingga tersedianya seat pesawat (seat capacity) yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target wisman di 2017 sampai 2019 mendatang,” kata Menpar Arief Yahya.
Ia pun terus mendorong Garuda Indonesia untuk terus memperluas jaringan seiring kebijakan bebas visa terhadap banyak sekali negara dalam rangka meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia.