Info wisata kekinian

Biografi Dalang Wayang Golek Asep Sunandar Sunarya

 Asep Sunandar Sunarya atau biasa dipanggil Abah Asep yaitu seorang dalang wayang golek S Biografi Dalang Wayang Golek Asep Sunandar Sunarya

Asep Sunandar Sunarya atau biasa dipanggil Abah Asep yaitu seorang dalang wayang golek Sundayang berupaya menjembatani perbedaan antara penikmat seni popular dan etnik. Asep Sunandar Sunarya yang dahulu memiliki nama kecil yaitu Sukana yaitu putra dan cucu dari dua dalang Sunda yang terkenal yang lahir di Bandung tepatnya di Desa Jelekong, Baleendah, Kab.Bandung pada tanggal 3 September 1955.

Maestro dalang wayang golek pujian Jawa Barat ini wafat di rumah sakit Al-Ihsan, Baleendah, pada Senin, 31 Maret 2014. Beliau wafat pada usia 59 tahun jawaban menderita penyakit jantung. Abah Asep menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 15.00 WIB.

Beliau merupakan sosok yang memopulerkan tokoh wayang golek cepot di Indonesia, tanpa adanya seorang Asep Sunandar Sunarya mungkin Cepot tidak akan sepopuler sekarang ini. Dengan kreativitas dan inovasinya ia berhasil meningkatkan lagi derajat wayang golek yang dianggap seni kampungan oleh segelintir orang.

Keluarga dalang
Asep Sunandara Sunarya merupakan putra ke-7 dari 13 bersaudara putra-putri dalang legendaris Abah Sunarya dengan Ibu Cucun Jubaedah. Abah Sunarya merupakan pemilik sekaligus perkumpulan seni wayang golek Giri Harja. Selain Asep Sunandar Sunarya, darah dalang anak Abah Sunarya mengalir pula pada bawah umur lainnya antara lain; Ade Kosasih Sunarya, Iden Subasrana Sunarya, Ugan Sunagar Sunarya, Agus Muharam, dan Imik Sunarya.

Dalam perilaku kesehariannya, Asep Sunandar sudah menampakan sosok pribadiyang kreatif dan dinamis dalam bergaul dengan sesama teman-temannya. Ketika usia kanak-kanak, Asep Sunandar Sunarya biasa dipanggil Sukana. Selesai mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1962 hingga tahun 1968, Asep melanjutkan ke Sekolah MenengahPertama (SMP) di tahun 1969 hingga 1972.

Pada masa-masa itulah, konsentrasi belajarnya banyak terganggu oleh hobinya mendalami ilmu pedalangan hingga lulus SMP tahun 1972. Pada masa itu, Asep mulai mendalang di siang hari. Asep Sunandar Sunarya mulai mendalang kira-kira sekitar tahun 1970-an. Biasanya Asep Sunadar Sunarya mengadakan pementasan wayang berdasarkan panggilan dari masyarakat yang akan mengadakan pesta, baikpesta perkawinan, maupun khitanan.

Jika menggelar pementasan biasanya kalau ada panggilan atau diminta. Biasanya kalau ada jadwal nikah dan khitan. Asep Sunandar Sunarya menikah sebanyak 5 kali. Isteri yang pertama berjulukan Euis Garnewi kemudian bercerai bertahan selama 7 tahun. Isteri yang kedua Elas Sulastri kemudian cerai pula masa ijab kabul bertahan 6 tahun. Isteri yang ketiga berjulukan Eti dan di tahun yang sama juga Asep Sunandar Sunarya menikahi Sumirat. Yang terakhir setelah menceraikan Eti danSumirat, Asep Sunandar Sunarya menikahi Nenah Hayati.

Dari hasil perkawinannya, Asep Sunandar Sunarya mempunyai 14 anak, diantaranya; Maesaroh, Dadan Sunarya, Dani Andylau, Dinar Mustika, Elin, Gina Tridasanti, Cipta Dewa, Gunawan Wibiksana, Bhatara Sena, Gysta GumilarAgustina, Yogaswara Sunandar, Sunan Purwa Aji, Aria Sadewa,dan MaulanaYusuf.

Juara pekan raya dalang
Karakter Asep Sunandar Sunarya sendiri pintar, kreatif, kadang lugu,jahil, susah diatur, berani, kekeuh (keras kepala). Bukan hanya berguru di lingkungan keluarga yang notabene piawai memainkan wayang AsepSunandar Sunarya juga pernah menimba ilmu pedalangan dengan berguru padadalang Cecep Supriadi, dalang kondang dari Karawang. Lulus SMP, Asep Sunandar Sunarya pernah mengikuti penataran dalang di RRI Bandung dan jadi lulusan terbaik.

Asep Sunandar pernah mengikuti Penataran Dalang yang diselenggarakan oleh RRI Bandung pada tahun 1972. Ciri khas dang aya mendalang Asep Sunandar Sunarya yaitu kepiawaiannya dalam mengolah gerak atau sabetan wayang dengan tampilan humor atau dagelan yang sentimentil, luwes dan segar. Adapun karier Asep Sunandar Sunarya dimulai pada tahun 1975. Sampai selesai hayatnya sudah cukup banyak mengadakan pentas wayang. Bahkan di tahun1976 hingga 1987 pernah mengisi pertunjukan wayang golek selama 6 bulan berturut-turut.

Prestasi Asep Sunandar Sunarya sudah banyak kalau soal wayang. Beliau sempat mendapat juara 1 Binojakrama (Festival Dalang Wayang) se-Jawa Barat pada tahun 1978 dan 1982. Di Subang sempat juga Asep Sunandar Sunarya mendapat juara umum, dan menerima Bokor Kencana, sekitar tahun 1985.

Pada tahun 1978, Asep Sunandar Sunarya terpilih menjadi Juara Pinilih I Binojakrama se-Jawa Barat. Pada tahun 1982 terpilih kembali menjadi Juara Pinilih I Binojakrama se-Jawa Barat. Prestasi Asep Sunandar Sunarya tidak hanya di situ, pada tahun 1985 Asep Sunandar Sunarya menjadi juara umum dalang tingkat Jawa Barat pada Binojakrama Padalangan di Subang, dan dia memboyong Bokor Kencanase bagai lambang supremasi padalangan Sunda Jawa Barat.

Mendapat gelar professor
Selanjutnya di tahun 1986, Asep Sunandar Sunarya mendapat mandat dari pemerintah sebagai duta kesenian untuk terbang ke Amerika Serikat. Dan pada tahun yang sama,1986, Dian Record mulai merekam karya-karya Asep Sunandar dalam bentuk kaset pita. Tidak hanya di tingkat nasional, Asep Sunandar Sunarya juga menorehkan banyak sekali prestasi internasional, di antaranya pada tahun 1989, ia mengadakan muhibah ke Amerika dalam rangka pementasan wayang golek. Kemudian pada tahun 1992 mengikuti Festival Wayang (Teater Boneka) di Perancis.

Atas semua prestasi-prestasi yang diraih beliau, pada tahun 1993 AsepSunandar Sunarya diminta oleh Institut International De La Marionnette diCharleville, Perancis, sebagai dosen luar biasa selama dua bulan, dan diberi gelar profesor oleh masyarakat akademis Perancis. Di tahun 1994 Asep Sunandar Sunarya melaksanakan pementasan wayang golek keliling Eropa antara lain di; Inggris, Belanda, Swiss, Perancis, dan Belgia.

Mendapat penghargaan bintang Satya Lencana Kebudayaan
Kemudian di tahun 1995- 2005, dia mendapat penghargaan bintang Satya Lencana Kebudayaan. Asep Sunandar Sunarya melaksanakan muhibah ke Inggris dalam rangka pementasan wayang golek di 12 kota bersama Asian Music Circuit (AMC) di tahun 2001. Selanjutnya di tahun 2005 yang paling diingat oleh masyarakat Indonesia Asep Sunandar Sunarya pernah mengisi jadwal jadwal pementasan wayang golek setiap malam Minggu yang berjudul “Asep Show” di salah satu televisi swasta sebanyak 36 episode.

Sudah banyak prestasi Asep Sunandar Sunarya sendiri. Perjalanan spiritual Asep Sunandar Sunarya terkait dakwah dalam halini dakwah menggunakan media wayang sudah dilakukan semenjak lama saat dia berguru memainkan wayang. Beliau diajarkan bahwa wayang pada zaman dahulu dijadikan sebagai alat untuk membuatkan anutan Agama Islam oleh para Wali Songo.
Tag : Seni Budaya
Back To Top