Senin, 11 Desember 2017
Talk Show di Radar TV
Saat hingga di Tasikmalaya, rombongan berkunjung ke kantor Harian Umum Radar Tasikmalaya dan melaksanakan talkshow di Radar TV. Di program gelar wicara inilah dibahas ihwal seluruh rangkaian wisata dari rute satu hingga rute terakhir. Adapun tujuan jelajah untuk mengangkat wisata yang ada di Jawa Barat dan sekaligus mempromosikan jaringan 4G LTE Smartfren.
Mengunjungi Objek Wisata di Ciamis
Setelah beres melaksanakan talk show, perjalanan dilanjutkan menuju destinasi wisata Ciung Wanara Karangkamulyan yang berada di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Di objek wisata tersebut terdapat beberapa peninggalan jaman kerajaan Galuh, diantaranya adalah:
a. Pangcalikan
Pangcalikan merupakan merupakan sebuah watu bertingkat-tingkat berwarna putih, serta berbentuk segi empat dan termasuk ke dalam golongan jenis yori. Dilihat dari namanya "Pangcalikan" mempunyai arti daerah duduk. Dipercaya, daerah ini ialah sebuah singgasana Raja Galuh.
b. Tempat langgar ayam
Tempat ini berada di sebelah selatan dari lokasi Sanghyang Bedil, yang berjarak sekitar lima meter dari pintu masuk. Situs ini berbentuk ruangan terbuka. Menurut masyarakat sekitar, daerah ini ialah daerah dimana terjadinya langgar ayam antara ayam milik Ciung Wanara dengan ayam Raja Bondan yang sekaligus daerah khusus untuk memilih raja yang dilakukan dengan cara demokratis.
c. Sanghyang Bedil
Sanghyang Bedil merupakan suatu ruangan daerah menyimpan senjata para prajurit kerajaan.
d. Cikahuripan
Cikahuripan merupakan sebuah sumur yang letaknya akrab dengan pertemuan antara dua sungai, yaitu Sungai Citanduy dan Sungai Cimuntur. Sumur Cikahuripan berisi air kehidupan, yang artinya air merupakan lambang kehidupan. Sumur ini merupakan sumur infinit alasannya ialah airnya tidak pernah kering sepanjang tahun.
e. Batu lambang peribadatan
Batu lambang peribadatan merupakan sebagian dari kemuncak, tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai fragmen candi, masyarakat menyebutnya sebagai stupa (kepala candi). Bentuknya pun mengagumkan alasannya ialah dihiasi dengan pahatan-pahatan sederhana yang merupakan peninggalan Hindu. Dimana di daerah ini terdapat dua unsur budaya yang berlainan, yaitu dengan adanya kemuncak dan struktur tembok.
f. Panyandaan
Panyandaan ini terdiri atas sebuah menhir dan dolmen yang letaknya dikelilingi oleh watu bersusun. Menurut kisah setempat, daerah ini merupakan daerah dilahirkannya Ciung Wanara oleh Dewi Naganingrum, yang kemudian bayinya dibuang dan dihanyutkan ke Sungai Citanduy. Dan setelah melahirkan, Dewi Nilaningrum bersandar di daerah tersebut selama empat puluh hari yang bertujuan untuk memulihkan kesehatannya setelah melahirkan.
g. Pamangkonan
Pamangkonan ialah sebuah watu yang fungsinya sebagai alat penyeleksian calon prajurit. Cara penyeleksian prajurit pada waktu itu dengan cara mengangkat/menggendong (Sunda = mangkon/mangku) watu tersebut. Dan hanya orang yang mempunyai kesaktian yang mampu mengangkat watu tersebut. Konon, watu ini katanya sangat berat apabila diangkat oleh orang awam.
h. Makam Adipati Panaekan
Makam ini merupakan watu yang berbentuk bundar yang bersusun tiga dan terdiri dari watu kali. Adipati Panaekan ialah raja Galuh Gara Tengah yang berpusat di Cineam dan mendapat gelar Adipati dari Sultan Agung (Raja Mataram) yang dibunuh oleh adik iparnya sendiri alasannya ialah perebutan kekuasaan. Konon, jenazahnya dibuang ke Sungai Cimuntur. Setelah ditemukan jenazahnya lalu dimakamkan di daerah tersebut.
h. Patimuan
Patimuan ialah daerah bertemunya Sungai Citanduy dengan Sungai Cimuntur. Menurut kisah turun temurun, di sinilah daerah ditemukannya (Sunda= nimu) bayi Ciung Wanara oleh Aki Balangantrang. Dimana pada waktu itu bayi tersebut dihanyutkan oleh ibunya, permaisuri Dewi Naganingrum. Tindakan tersebut dilakukan untuk menyelamatkan dari Raja Bondan yang akan membunuhnya untuk menerima kekuasaan atas Galuh pada waktu itu.
Pantai Pangandaran
Setelah selesai mengunjungi situs Ciung Wanara, perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Pangandaran. Tujuannya untuk mengeksplor keindahan pantai tersebut. Berhubung tim jelajah tiba di Pangandaran sudah menjelang malam hari, rombongan memilih untuk beristirahat di sebuah hotel yang tempatnya tidak jauh dari Pantai Barat Pangandaran.
Penutupan Kegiatan Jelajah Wisata Jabar
Kegiatan di sini sekaligus sebagai penutupan seluruh rangkaian Jelajah Wisata Jawa Barat Bersama Smartfren 4G LTE oleh pihak pelaksana, Bene Satria. Dalam sambutannya, Bene mengatakan rasa syukur dan berterima kasih atas lancarnya rangkaian program jelajah wisata dari mulai rute satu hingga rute terakhir, yaitu rute empat.
“Saya bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh tim yang telah membantu suksesnya Jelajah Wisata Jawa Barat Bersama Smartfren 4G LTE. Dan saya berharap mudah-mudahan akan ada rute jelajah wisata berikutnya,” tutur pria yang biasa disapa Oom Ben ini.
Dan rangkaian program jelajah wisata pamungkas pun ditutup secara resmi oleh pihak pelaksana. Pada acara penutupan ini, disajikan hiburan untuk pelepas lelah dengan bernyanyi bersama di pinggir bak renang yang ada di sekitaran daerah beristirahat. Sementara untuk menikmati keindahan Pantai Pangandaran dan menjajal sinyal Smartfren 4G LTE dilakukan keesokan harinya oleh seluruh penerima jelajah wisata.
Tonton videonya di sini