Rabu, 26 April 2017
G'day Mate
Buat yang mau bepergian atau masih merencanakan pergi ke Australia, khususnya ke Sydney, berikut ini beberapa hal yang perlu kau tahu sebelum kau berkunjung. Selain lumayan buat nambah info, saya juga mau kisah beberapa hal yang sempat membuat saya culture shock di Sydney.
1. Mata Uang
Mata uang yang digunakan di sini yaitu dollar Australia, yang sama juga dengan kebanyakan mata uang lain di sini juga ada uang kertas dan uang koin. Untuk nominal uang kertasnya dimulai dari 5 dollar, 10 dollar, 20 dollar, 50 dollar dan paling tingginya yaitu 100 dollar. Uniknya justru di pengenalan uang koin, jenis uang koin di Australia ada dua macam, koin cent dan koin dollar. Lebih gampangnya tinggal lihat warna si koin tersebut, jikalau perak berarti koin cent dan jikalau emas berarti koin dollar.
Semakin besar diameter koin perak nominalnya semakin besar, hal ini justru berkebalikan dengan koin emas. Makara 50 cent ukuran koinnya jauh lebih besar dari 5 cent, sedangkan koin 1 dollar koinnya lebih besar dari koin 2 dollar. Duh jadi ngeri yah nyimpen 2 dollar, koinnya hampir hanya sebesar koin 50 rupiah kita loh. Uang koin dollar dan cent Australia juga mempunyai beberapa edisi khusus yang dibuat untuk memperingati program atau peringatan tertentu.
koin perak - koinan cent
koin emas - koinan dollar
Udah kayak perangko, suka ada koin edisi khususnya
2. Naik kendaraan umum tinggal Tap pake Opal Card kartu Opal ke 3 selama di Sydney, yg pertama ilang, yg kedua ketinggalan di kereta
Enaknya menggunakan Opal card, pembayaran transportasi jadi lebih mudah ketimbang beli tiket terpisah atau bayar eksklusif ke supir (saat ini tidak semua bis melayani pembayaran di tempat). Setiap harinya untuk orang remaja pembayarn tarif transportasi akan dibatasi maksimal A$15, setelah itu akan gratis. Setiap hari minggu, tarifnya dibatasi maksimal A$2,5, no wonder kereta akan terlihat lebih padat di hari ini, dan buat para pelancong hari ahad mampu menjadi hari terbaik untuk mengambil trip jarak jauh (misalnya ke Newcastle atau Blue Mountain).
Sydney light rail - tahun ini banyak jalan yang ditutup alasannya yaitu ada penambahan rute light rail
Setiap Minggunya apabila kita sudah menggunakan Opal Card untuk 8 kali perjalanan (dengan jeda waktu perjalanan minimal 1 jam), trip ke 9 dan seterusnya akan gratis dan hitungan trip akan kembali di reset di hari senin.
3. Double Decker Train
Ini yaitu salah satu hal norak pertama saya ketika hingga di Sydney. "ihh keretanya tingkaatt, ihh..ih..." *untung ga ada yang denger yaa*. Makara kalo dilihat kereta di Sydney ibarat ada 3 tingkata terpisah, lower level, ground level (di sini ada dingklik khusus untuk orang tua, ibu hamil, orang-orang yang berpergian dengan belum dewasa atau penumpang dengan disabilitas) dan upper level. Beberapa dingklik kereta di lower dan upper level dapat diubah posisi duduknya, ibarat mirip kereta yang pernah saya naiki di Osaka.
4. Aman menyebrang di Zebra Cross
Waktu di Jakarta, meskipun menyebrang di zebra cross para pejalan kaki selalu deg-degan jikalau mau menyebrang dan malah seringnya selalu menyerah kepada penggendara kendaraan bermotor. Di lampu merah sekalipun, zebra cross kerap dipenuhi pengendara sepeda motor yang berhenti.
Lalu gimana kalo di Sydney? menyebrang di Sydney lebih aman dan nyaman, terutama di zebra cross dengan rambu khusus. Pejalan kaki mampu eksklusif melenggangkan kaki dengan mantap untuk menyebrang, alasannya yaitu pengendara akan eksklusif berhenti begitu tahu ada pejalan yang akan menyebrang di zebra cross tersebut. Nah alasannya yaitu hampir seluruh hidup saya dilalu dengan deg-degan nyebrang di jalan, kebiasaan itu sering kebawa-bawa di sini. Saya suka lupa dan malahan nunggu kendaraan beroda empat atau motornya lewat, padahal mereka emang otomatis berhenti. Ketika hal itu terjadi saya cuma mampu senyum-senyum sendiri dan gres ingat kalo ini di Sydney *tepok jidat*.
Saat akan menyebrang di perempatan atau pertigaan, pejalan kaki juga harus memperhatikan rambu lalu lintas. Buat para pejalan kaki yang badung dan nekat nyebrang mampu kena denda A$200. Bahkan ada peraturan gres yang melarang menyebrang sambil sibuk main hp, mampu kena denda hingga A$300. *uuhhh sayaang bener kan duitnya mending buat makan sebulan*
5. Piknik di Taman
piknik ke taman yuk
6. Burung-burung yang berkeliaran cakep-cakep
Dulu cuma tahu burung gereja aja yang sering wara-wiri di langit sekitaran rumah. Di Sydney, saya mampu ketemu burung camar, burung kakak bau tanah putih, pink parrot hingga burung Ibis di sekitaran Darling Harbour atau di taman-taman kota. Duh berasa tenang banget kaaan *lalu buru-buru pake payung takut kejatuhan "sesuatu" dari langit*.
7. Seat Belt alias sabuk pengaman
Buat yang biasa di Jakarta, seat belt atau sabuk pengaman sudah wajib digunakan untuk para pengemudi juga namun lebih sering kita lihatnya hanya pengemudi dan orang yang duduk di samping pengemudi aja kan yang menggunakan seat belt. Di Sydney, semua orang di dalam kendaraan beroda empat harus menggunakan seat belt, orang yang duduk di kursi belakang sekalipun. Selain untuk memastikan keaman semua penumpang di dalam mobil, sepertinya ini juga jadi salah satu cara semoga satu kendaraan beroda empat tidak diisi berjubel atau melebihi kapasitas dingklik kendaraan beroda empat itu sendiri, eh gimana tuh yang mau mudik yaaa? kan suka rameann naik mobilnya
Ini satu hal yang saya highlight banget, jujur saya ini sebelumnya takut pake banget sama anjing (jenis apapun itu). Mungkin alasannya yaitu anjing-anjing yang biasa saya temui sebelumnya berangasan dan sering mengonggong. Di sini awalnya juga shock banget alasannya yaitu di taman dan di jalan bakalan sering banget ketemu anjing-anjing peliharaan, namun selama tinggal di Sydney phobia saya ini berangsur menghilang. Anjing-anjing di sini well trained, ramah, dan lucu. Di Sydney ada peraturan yang mengaruskan pemilik anjing melatih anjingnya semoga jinak dan tidak sembarangan menggongong ke orang lain loh. Bahkan jikalau tiba-tiba anjingnya mengigit pejalan kaki, pemilik anjing mampu dituntut di pengadilan.
9. Mudah mencari makanan Asia
10. Street Performancenya keren-keren
Info Penting lain :
Bahasa yang digunakan - English
Time Zone - GMT +10, ketika daylight saving time GMT +11
Country Code - +61
Electrical Socket - Type I
Water tap - Drinkable
Baca juga postingan seru lainnya seputar culture shock di Australia:
Efi Yanuar - Menjadi Ratu di Negeri Orang
Hilal - "Iiihhh.. Tempat Pipisnya kok gitu sih??" Gegar Budaya (Culture Shock) Di Australia
Hendra - Kerja di Australia itu... (Balada WHV di Australia part 2)
Ngamen sambil jualan CD music karya mereka
Awalnya sempat bingung, ada kerumunan apa di tengah outdoor area antara Pitt street mall dan Westfield. Ketika didekati, ternyata orang-orang mengerumuni street performance yang lagi asyik memainkan lagu. "eh ada pengamen juga yah di Sydney?" pikir saya ketika itu. Ternyata bukan hanya sekedar "mengamen", semua street performance yang ada di Sydney harus memiliki izin khusus untuk melaksanakan aksinya. Ada biaya tahunan yang harus mereka keluar untuk iuran izin yang menurut gosip sahabat saya untuk zona daerah mereka beraksinyapun sudah ditentukan. Tidak hanya pemusik saja, namun ada juga pelukis, pesulap, hingga orang yang akting menjadi patung (duh jadi inget di Kota Tua, Jakarta yah). Gimana yang ga punya izin? jikalau tertangkap berair oleh ranger, street performance tersebut mampu kena denda.
Pelukis ini bagi-bagi hasil karya secara gratis
Info Penting lain :
Bahasa yang digunakan - English
Time Zone - GMT +10, ketika daylight saving time GMT +11
Country Code - +61
Electrical Socket - Type I
Water tap - Drinkable
Baca juga postingan seru lainnya seputar culture shock di Australia:
Efi Yanuar - Menjadi Ratu di Negeri Orang
Hilal - "Iiihhh.. Tempat Pipisnya kok gitu sih??" Gegar Budaya (Culture Shock) Di Australia
Hendra - Kerja di Australia itu... (Balada WHV di Australia part 2)